Rabu, 27 Juni 2012

satu, dua dan tiga


"Dulu ku berjalan diatas kebebasan tak bertepi
Merasakan mimpi indah tak terbatas
Kini ku mulai meragu
Dan satu yang ku tahu
Masa itu takan pernah kembali
Dimana ku bisa mengawali hari tanpa rasa sepi" 

Seperti kembali ke masa lalu. Saat mulai ku putar sebuah lagu kesukaan masa kecilku itu,aku merasa terhanyut kedalamnya lagi. Teringat kembali kenangan kenang yang tlah lalu tentang betapa polosnya aku saat itu. Tingkahku yang begitu kekanak kanakan tanpa peduli apa yang ada dihadapku, saat itu benar benar kurindukan saat ini

Seperti membuka buku memori yang telah berdebu aku mulai bisa mengingat masa masa indahku pada masa lalu,masa kecilku. Betapa ingin ku kembali ke masa kecilku itu, betapa bahagianya aku saat itu. Dan kejadian kejadian bodoh yang terjadi saat itu benar benar membuatku terpingkal geli. Aku masih mengingatnya,mengingatnya dengan cukup jelas walaupun ada memori yang hilang dibagian yang tak begitu ku suka dulu.

“Aku benci menjadi dewasa!”

Dan kata kata itu masih tertulis jelas dalam ingatan memoriku yang kini mulai meredup. Bermain itulah hobiku sewaktu kecil, aku bermain mengikuti arah angin yang sedang melaju dihadapku. Seperti tak peduli betapa jauh jarak yang aku tempuh tuk melangkah. Pernah suatu kali aku bermain terlalu jauh dan sampai akhirnya aku kehilangan arah untuk kembali pulang.

"mungkin ini akhir petualangan hari ini? harus tertinggal oleh arah yang terlupa"

Tak putus asa aku tetap melangkah mengingat kembali yang sekiranya masih terbayang semu dan akhirnya aku menemukan jalan pintasku sendiri tuk bisa kembali ke rumah. Ini seperti petualangan,benar benar menarik tak peduli seberapa orang mulai mencibirku dengan kata kata yang tak jarang menusuk. Tapi aku tetap kan melangkah mengikuti angin itu.

Gadis berambut jagung itu tanpa henti berjalan menyusuri hari yang mulai gelap. Hanya berbekal rasa senang semata yang membuat lupa waktu yang akan datang. Itulah aku,berbeda dengan diriku saat ini. Sedikit rasa sedih tertoreh dalam hati, seolah hidup ini tak adil untuk ku. Ku mencaci maki diri ini, ku lukai dan ku buang semua rasa yang dulu menjadi kekuatanku dulu. Gadis yang dulu kuat kini menjadi seorang yang berbeda, aku merindukan diri ku yang dulu.

"tiga"
"dua"
"satu"

Aku menghitung mundur waktu, semua asa berlari berhamburan seperti akan karang yang terterpa ombak dipantai. Semua tlah pergi tingglah aku sebatang diri disini, mencari semua jawaban hari itu. Tentang waktu, semua ini tentang waktu. Waktu jawablah aku!

Tuhan,aku tak menyadari betapa cepat waktu ini melaju hingga saat ini aku telah beranjak dewasa.Aku tahu tak bisa memutar waktu kembali, tapi aku benar benar merindukan masa kecilku lagi. Jika saja dapat ku rangkai mesin waktu,aku ingin kembali.

Kau telah meretakankan sayap ku, tak bisa lagi ku terbang tinggi bebas diangkasa. Aku telah terkekang oleh sangkar waktu tak berujung. Kapan aku bisa kembali terbang dan mengepak-ngepakan sayap-sayap mimpi ku ini?

Dapatkah keajaiban mengembalikan waktu kembali lagi?

Right?

Mungkin tidak semua manusia yang diciptakaan itu terlahir cantik,tampan,kaya dan telah memiliki apa yang diinginkannya,tapi ada yang juga lahir tanpa dengan ketidaksempurnaan fisik,dan harta benda yang kurang.

Tapi bukankan dibalik itu semua kita adalah sama,tentu.Kita sama sama diciptakan kedunia ini,kita sama sama manusia yang memiliki hati tentunya. Jadi apakah sebenarnya yang membuat tangga perbedaan diantara kita sesama manusia ini?

Saya merasakan pada jaman ini sudah sangat berbeda dengan sebelumnya,sering aku perhatikan sikap kita sesama manusia itu seakan mulai menipis terkikis oleh majunya dunia. Rasa egois,individualis kini telah membaur kedalam kehidupan masing masing,rasa tak mau dikalahkan orang lain,rasa ingin selalu yang terbaik dan susah untuk mengalah demi kebaikan.

Apakah itu yang membuat perbedaan?mungkin,aku tak yakin

Saya memang manusia biasa yang dilahirkan dari rahim seorang ibu yang sangat mencintai ayah. Saya diberi nama yang mengartikan cahaya dalam malam,mereka berharap aku bisa menerangi dunia yang sudah mulai kelabu seperti menjelang malam. Aku ingin menerangi seperti bintang yang setia menghiasi langit malam yang gelap tanpa peduli begitu sepinya malam itu.

Aku tahu takdirku sudah ditentukan,bahkan hidup dan matiku sudah tergariskan oleh penciptaku. Hanya saja aku tak bisa mengetahu hal itu dan tak ada seorangpun yang bisa mengetahuinya.

Hidup didunia ini begitu berat,begitu menyakitkan,begitu keras,membutuhkan banyak pengorbanan walau hanya demi mencapai kebahagiaan kecil. Kadang aku pun mengeluh pada diri ni,kadang akupun bosan dengan semua kehidupan yang mulai merajam dihatiku,tapi aku harus bisa bertahan dalam keadaan apapun. Aku akan menjadi kuat dan lebih kuat dalam menghadapi permasalahan hidupku yang penuh dengan warna ini.
Menyerah,satu kata yang benar benar menghancurkan semangat jiwa. Setiap orangpun pasti pernah merasakan menyerah,bahkan dalam hal kecilpun.

Masalah,satu kata yang benar benar menakutkan bahkan membuatku merasa ngeri jika menyakut hal ini. Masalah merupakan bagian dari warna warni kehidupan ini,tak ada seorangpun yang tak punya masalah.

Masalahlah yang membuat kita merasa ingin menghancurkan diri sendiri. Tapi dibalik adanya masalah tentu saja ada jalan keluar,bukan begitu? Ya,thats right! Dan masalah pun semakin membuat kita berpikir secara matang yang secara tidak langsung membuat pemikiran kita semakin kritis dan dewasa tentang bagaimana mengatasi masalah itu.